• * Misi yahudi lenyapkan indonesia

    Disarikan dari ceramah-ceramah penyusun di Depag lantai 7, 20-3-2007, berjudul “ ZIONISME dan FREEMASONRY “, Di Masjid Istiqlal 12-4-2007, berjudul “ Mewaspadai Yahudi dan Musyrik”. Di FAKTA ( Forum Anti Kristenisasi dan Pemurtadan ) Jakarta Timur 26-1-2008 berjudul “ Ahmadiyah dan Yahudi “ dan lain-lain.

    READ-MORE
  • SEMOGA BERMANFAAT

    [caption id="attachment_111" align="alignright" width="300" caption="Image with caption"][/caption] Mauris elit. Donec neque. ...

    read-more
  • Etiam augue pede, molestie eget.

    read-more
  • Hellgate is back

    read-more
Previous Next

Archive for April 2012

The Protocols of The Learned Elders of Zion

Protokol ini jugalah yang menjadi dasar dari "teori konspirasi"


Quote:
Rencana Jangka Panjang Zionisme Internasional Untuk Menghancurkan Ummat Kristen dan Ummat Muslim se Dunia “Protocols of Zion” yang sudah lama menjadi ‘kitab suci” Zionisme Internasional, selama ini dipahami sebagai sumber inspirasi kaum Yahudi untuk menata dunia sesuai dengan keinginannya, yaitu Dunia yang pada akhirnya hanya beragama satu, agama Yahudi. Inti ajaran agama Yahudi adalah pemujaan materi atau dikenal dengan istilah materialisme. Protokol itu pertama kalinya dibuat tahun 1895 di Basel-Swiss oleh pemimpin Zionis saat itu, Theodore Hertzel. Dokumen itu berisi 24 pasal (24 protocols). Tadinya sangat dirahasiakan sekali, tapi kemudian bocor dan sampai ke tangan pendeta orthodox Rusia, Sergey Nylos, yang menterjemahkan ke dalam bahasa Rusia pada tahun 1921. Seorang wartawan Inggris,Victor E Mersden, kemudian menterjemahkannya kembali kedalam bahasa Inggris dengan judul “The Protocols of The Learned Elders of Zion” pada tahun 1917. Berikut terjemahannya dalam versi Indonesianya.
ISI PROTOKOL :

Spoiler for protokol 1:
1.Semboyan kita (kita disini maksudnya: zionisme/warga yahudi se dunia, pen) hanya ingin mencapai tujuan dengan kekuatan militer, kecanggihan teknologi perang, dan memasyarakatkan hidup bersenang-senang mengejar popularitas. Pandangan hidup kita hanyalah mampu menindas terlebih dahulu, kemudian bertanggung-jawab dalam suatu persoalan, atau berbuat jahat dan memasang jerat halus demi kepentingan kita

Kita pembuka jalan falsafah kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan yang menjadi topik aktual sepanjang masa (kini falsafah itu dikenal dengan istilah ‘demokrasi’, pen). Mereka yang menjunjung falsafah itu sebenarnya belum berfikir secara matang dan dewasa. Falsafah itu sebenarnya tidak bernilai, dan banyak masyarakat kaum awam yang terkecoh, dan tidak menyadari bahwa pengertian falsafah itu sebenarnya masih rancu dan diliputi oleh awan gelap.

Kata-kata itu telah diulang berkali-kali, dan mereka tertarik dengannya padahal telah menghancurkan kemakmuran dunia dan kebebasan perorangan yang sesungguhnya. Orang-orang non-yahudi yang dianggap sebagai orang pandai dan berfikiran cerdas tidak memahami simbolisme yang terkandung dalam kata-kata yang diucapkannya itu; demikian pula mereka tidak melihat pertentangan yang terkandung di dalamnya, dan tidak pula menyadari bahkan dialam bebas tidak terdapat arti kata persamaan dalam bentuk apapun juga.

Slogan kita berupa kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan yang kita kumandangkan hanyalah jerat halus untuk menangkap mangsa dan sebagai sarana yang dapat menarik orang mendukung perjuangan kita dari seluruh pelosok dunia. Falsafah itu mampu membingungkan para pemimpin Kristen. Pada suatu saat falsafah itu mampu mematahkan tangga dan merontokkan persatuan.

Dari sisi lain, falsafah itu akan menggulingkan kubu-kubu bangsawan non-Yahudi, yaitu kubu yang dipakai tempat perlindungan masyarakat yang hidup diatas planet bumi ini.


Spoiler for protokol 2:
Kita harus berusaha sekuat tenaga agar pertempuran yang terjadi antara dua negara tidak menjalar ke negara lain. Sehingga peperangan itu masih bisa dikendalikan, agar pihak kita dapat menguasai.

Disamping itu pihak yang bertempur selalu membutuhkan bantuan dari kita. Kita harus mengangkat orang yang tidak berpengalaman luas dalam pemerintahan, agar mudah diatur untuk diarahkan ke tujuan tertentu. Kita membutuhkan publik opini melalui surat-surat kabar kepada orang-orang non-Yahudi.

Ideologi kita kini telah berhasil dengan gemilang. Kemenangan ideologi kita melalui otak Darwin, Karl Marx, Adam Smith dan Nitche. Pandangan pikiran mereka mampu menggoyahkan ketenagaan masyarakat dunia.

Bagi orang yang tak menjalankan ajaran agama, ideologi semacam ini mudah diterima. Surat kabar sebagai senjata utama, kini berada ditangan kita. Walaupun demikian kita harus bergerak di bawah tanah.
Kita harus mempertajam ketegangan pemerintah dengan rakyat. Agar wibawa pemerintah menjadi lemah dan rakyat pun tidak memiliki daya untuk bertindak, Kemudian kita akan mudah menguasai keduanya sesuai dengan tujuan kita.


Spoiler for protokol 3:
Kini beban kita tinggal menerobos terowongan yang pendek, setelah itu daerah yang dikuasai oleh ular (lambang ‘Free Masonry’, organisasi bawah tanah dari gerakan Zionisme Internasional, pen) akan kita kunci. Bila sudah dikunci, berarti semua benua eropa akan tergenggam dalam tangan kita.

Kita harus mempertajam ketegangan pemerintah dengan rakyat. Agar wibawa pemerintah menjadi lemah dan rakyat pun tidak memiliki daya untuk bertindak, Kemudian kita akan mudah menguasai keduanya sesuai dengan tujuan kita.

Kita harus mampu memberikan semangat agar para aktifis partai saling berebut kursi pemerintahan.

Kita harus mampu memberikan nasihat kepada kaum buruh dan pekerja seakan-akan memperoleh prioritas yang memuaskan dari kebijaksanaan dan undang-undang yang tertulis diatas kertas. Padahal tulisan itu hanyalah kebohongan belaka. Dengan demikian agen-agen Yahudi akan kita kirim untuk mengatur roda perusahaan sesuai tujuan kita.

Kita harus mampu meningkatkan rasa benci dan dengki di kalangan buruh untuk meledakkan kemelut perekonomian dunia. Sarana yang tepat untuk menciptakan situasi seperti itu adalah emas yang telah kita genggam.

Kita harus mampu menanamkan rasa benci di hati kaum buruh agar tetap bermusuhan dengan orang kaya sejak kecil.

Untuk merealisir program itu, kita tidak akan terbentur oleh bahaya, lantaran masyarakat Kristen yang sudah lemah akan mudah dikuasai, terutama menguasai pemerintah yang akan membinasakan Yahudi dari muka bumi ini.


Spoiler for protokol 4:
Gerakan ‘ Free Masonry’ akan melaksanakan tujuan-tujuan kita ini, dan sebagai penghalang bagi siapa saja yang akan membongkar program kita.

Gerakan ‘Free Masonry’ akan mampu menghapus keyakinan bertuhan di tengah masyarakat Kristen, dan diganti dengan teori matematika dan teori relativitas.

Kita harus berani mengarahkan orang-orang Kristen agar pikirannya hanya ke arah persaingan ekonomi dan industri. Situasi seperti itu diupayakan semakin tajam, agar terwujud masyarakat yang individualistis. Sehingga mereka akan apatis terhadap perjalanan politik, agama dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Mereka hanya mengurus tenaga dan memeras otak demi mendapatkan harta. Dengan demikian mereka bergelimang dengan kehidupan materialisme dan mengabaikan ajaran-ajaran agama (kini giliran orang-orang muslim karena orang-orang kristen sudah ditaklukkan, pen).

Paham Liberal harus kita sebarkan ke seluruh dunia agar pengertian mengenai arti kebebasan (liberal) itu benar-benar menimbulkan dis-integrasi dan menghancurkan masyarakat non-Yahudi. Maka industri harus dilandaskan atas dasar yang bersifat spekulatif.


Spoiler for protokol 5:
Kita harus mencemarkan nama pendeta dan ulama. Agar keduanya dipandang hina oleh gelandangan dipinggir jalan.

Ada suatu langkah yang mampu membikin opini umum, yaitu kita harus mengajukan berbagai pandangan yang dapat menggoyahkan keyakinan-keyakinan sebelumnya yang sudah tertanam di hati dan pikiran masyarakat. Kalau usaha ini belum mendapatkan perhatian, maka masyarakat harus diberikan pandangan lagi yang secara sosial dapat diterima.

Dengan cara ini, keyakinan lama yang sudah tertanam di hati manusia akan tergoyahkan, dan pada akhirnya akan tumbang, lantaran terdepak oleh perkembangan zaman. Pada akhirnya pendapat dan pandangan yang tidak searah dengan tujuan Yahudi (yaitu menjadikan ummat manusia hanya memuja materi, pen) akan musnah, dan di dunia akan jatuh ke dalam perangkap kesesatan.

Kita harus mampu membuka jalan agar kebobrokan mental manusia semakin bertambah, dan adat-istiadat porak-poranda. Dengan demikian perpecahan antar kelompok masyarakat akan terjadi dimana saja. Segala kekuatan yang melawan yahudi akan lenyap. Segala semangat akan luntur. Akhirnya faktor yang memberikan kemenangan kepada pihak kita akan nampak.

Kita harus mengendalikan masyarakat Kristen dalam kondisi yang semakin rumit dan norma-norma sudah tidak dijunjung tinggi oleh masyarakat. Setelah itu mereka akan meminta kita memimpin dalam memasuki gerakan dunia. Bila posisi ini sudah kita raih, maka seluruh kekuatan pemerintah di dunia akan mudah diarahkan. Dari sini akan terwujud pemerintahan Internasional tertinggi yyang kekuasaannya meliputi seluruh dunia. Lembaga ini secara fungsional mempunyai peraturan yang berwibawa dan dipatuhi oleh seluruh umat manusia di dunia.
Kita harus mampu membuka jalan agar kebobrokan mental manusia semakin bertambah, dan adat-istiadat porak-poranda. Dengan demikian perpecahan antar kelompok masyarakat akan terjadi dimana saja. Segala kekuatan yang melawan yahudi akan lenyap. Segala semangat akan luntur. Akhirnya faktor yang memberikan kemenangan kepada pihak kita akan nampak.


Lanjutan di post #3 dan #4

sumber

Last edited by mr.trol; 08-08-2011 at 02:07 AM..
mr.trol is offline   QUOTE
Unread 08-08-2011, 01:58 AM   #2
kucingapes
kaskus addict

kucingapes's Avatar

UserID: 2379306
Join Date: Dec 2010
Location: depan kompi
Posts: 2,482
Blog Entries: 1
kucingapes  sedang di jalan yg benar
sebenernye ada banyak gan...
kucingapes is offline   QUOTE
Unread 08-08-2011, 01:59 AM   #3
mr.trol
newbie

mr.trol's Avatar

UserID: 3292006
Join Date: Aug 2011
Posts: 9
mr.trol tidak memiliki reputasi
Spoiler for protokol 6:
Kita harus mampu mengatur penimbunan kekayaan yang amat besar yang dimiliki oleh orang-orang non-yahudi. Administrasinya harus dapat mengikis habis kekayaan itu secara berangsur-angsur. Kita harus menggunakan segala cara agar Lembaga pemerintah Internasional (semacam PBB, IMF, World Bank sekarang ini, pen) memiliki daya polularitas yang tinggi, sehingga dikenal oleh seluruh umat manusia yang hidup di dunia ini. Diusahakan agar bangsa yang patuh kepada lembaga ini merasa memperoleh perlindungan yang terjunjung tinggi harkat bangsanya.

Kini segala keningratan non-Yahudi telah punah, tinggal sektor pertanian. Walaupun begitu sektor pertanian tidak boleh diabaikan. Sebab tuan tanah sendiri bisa hidup merdeka dari genggaman kita. Oleh karena itu, kita harus berjuang untuk membebaskan tanah itu dari miliknya. Barangkali cara yang tepat adalah pajak dan biaya pengolahan tanah pertanian harus menanjak. Dengan demikian, tuan tanah akan berfikir seribu kali untuk menanam lagi. Jika situasi seperti itu berjalan terus, maka mereka akan segera menjual tanah itu. Kita harus berani memberikan semangat kepada masyarakat agar senang berfoya-foya dan malas. Tindakan ini akan mengakibatkan kebangkrutan bagi perusahaan dan pabrik non-Yahudi.

Kita harus membentuk persaingan tajam dalam perdagangan (ciri utama ekonomi Liberal, pen). Kita harus berani berusaha menaikkan gaji kaum buruh untuk menipu mereka. Dalam waktu yang sama kita harus menaikkan harga barang-barang pokok. Dengan dalih hasil panen mengalami penurunan. Kita harus berani mendorong kaum buruh untuk menenggak minuman keras agar produksi pabrik menurun drastis.


Spoiler for protokol 7:
Kita harus berani mendorong masyarakat Eropa dan selalu membantu menyebarkan isue buruk dan berbau permusuhan dengan penduduk yang tinggal di benua lain. Kebijaksanaan ini memberikan dua keuntungan bagi kita. Sebab, mereka mengetahui bahwa kita mampu melahirkan revolusi atau membuat peraturan sesuai dengan kehendak mereka. Bila ada pemerintah yang ingin menghambat tujuan kita, maka diupayakan negara tetangganya merasa terancam, pada akhirnya mengakibatkan peperangan dua negara. Apabila dua negara bersatu untuk menghancurkan kita, maka kita harus berani menyatakan perang dunia.

Agar segala rencana dapat dicapai, maka kita harus mampu membentuk opini masyarakat dunia. Tampaknya hal itu mudah kita capai, karena sarana yang paling efektif telah kita kuasai, yaitu surat kabar yang setiap hari terbit dengan oplag yang besar (dan kini ditambah stasiun tv, kantor berita, internet, pen).

Untuk menunjukkan kekuatan kita, maka salah satu negara harus diserbu dengan gerakan teroris dan tindakan-tindakan keji. Jika bangsa lain mengetahui kekuatan kita, maka Yahudi akan ditakuti oleh seluruh bangsa. Jika ada bangsa yang ingin melawan kita, maka akan kita gempur dengan senjata buatan Amerika dan buatan negeri lain yang menjadi sekutu kita.


Spoiler for protokol 8:
Pemerintah kita harus memahami bahwa kebudayaan suatu bangsa mempunyai peranan yang amat penting. Oleh karena itu pemerintah harus mampu menghimpun orang-orang senior seperti pengarang, ahli hukum, eksekutif, politikus, administrator yang telah lama duduk di sekolah kita dan telah ditempa dengan dokrin Yahudi.

Para sarjana yang telah lulus universitas kita (universitas dengan kurikulum berbasis dokrin yahudi, pen) akan diterima dengan kewajiban ikatan kerja, yang penting biaya hidup mereka terjamin.

Pemerintah kita harus mampu menguasai sarjana ekonomi yang memiliki wawasan politik. Karena politikus yang ekonom memegang peranan penting dalam perjuangan kita. Kita berupaya agar kursi (kekuasaan) diduduki oleh orang yang tidak disegani oleh masyarakat. Minimal orang itu mempunyai perangai yang kurang baik sehingga rakyat akan mudah marah kepadanya, dan keduanya dapat kita kuasai.


Spoiler for protokol 9:
Kita harus dapat menguasai pejabat-pejabat non-Yahudi yang mengatur administrasi, untuk dirombak sebagaimana yang kita harapkan. Selain itu harus menempatkan orang-orang kita dalam lembaga pengatur negara. Kita berusaha agar administrasi suatu negara berjalan timpang. Kita banyak mendudukkan wakil-wakil dalam tubuh Legislatif, dan ikut serta dalam pemilihan umum.

Kita harus mampu mengarahkan misi surat kabar, disamping menguasai departemen Pendidikan. Karena pendidikan merupakan tonggak terpenting dalam kehidupan yang merdeka. Kini aktivis kita harus mampu menodai masa depan generasi mendatang dan mencemari generasi sekarang. Kita harus memberikan pelajaran pada generasi masa kini dengan pandangan-pandangan yang mengandung unsur merusak citrta bangsa. Sebagian orang menanyakan:”Apa yang harus kita lakukan, bila ada yang mengetahui program kita yang ingin merusak citra bangsa! Jawabnya: Kita harus merahasiakan rencana itu dan dalam menyalurkan ke masyarakat harus dengan penuh perhitungan. Tetapi jika ada yang terjadi diluar perhitungan kita, kita pun sudah mempersiapkan diri dengan kekuatan militer dan alat-alat tempur yang canggih. Pada suatu saat kita akan menyerbu dengan kekuatan yang mampu menggetarkan lawan yang menghadapi kita. Untuk menghadapi perlawanan semacam itu kita mempersiapkan terowongan di bawah tanah yang akan digunakan untuk meledakkan seluruh kota di dunia, termasuk dokumen-dokumen akan hangus.
Agar segala rencana dapat dicapai, maka kita harus mampu membentuk opini masyarakat dunia. Tampaknya hal itu mudah kita capai, karena sarana yang paling efektif telah kita kuasai, yaitu surat kabar yang setiap hari terbit dengan oplag yang besar (dan kini ditambah stasiun tv, kantor berita, internet, pen).


Spoiler for protokol 10:
Kita harus memecah-belah keluarga masyarakat non-Yahudi dan menghapus adat-istiadat, serta kebudayaan mereka. Kita berusaha untuk memperoleh setiap sarjana dan cendekiawan agar mau bergabung dengan barisan kita. Kita harus dapat mendirikan pemerintahan otokrasi yang mudah diatur menurut haluan kita. Hal itu bisa dijangkau apabila seluruh lembaga baik legislatif , eksekutif maupun yudikatif dipegang oleh orang-orang yang tidak segan-segan menerima uang siluman. Kepemimpinan tertinggi akan dipegang oleh agen-agen kita yang mampu menjalankan pemerintahan sesuai dengan petunjuk kita.


Spoiler for protokol 11:
Tuhan telah menghendaki keturunan Israel sebagai petualang dunia yang hidup di berbagai negara. Kalau dipandang sepintas hal itu merupakan sisi kelemahan Israel. Namun petualangannya harus dimanfaatkan untuk memperkokoh posisi kita dan dijadikan sebagai jembatan emas untuk menduduki singgasana kerajaan dunia. Pesta-pesta yang diadakan oleh gerakan ‘Free Masonry’ merupakan tempat komunikasi antara kelompok-kkelompok kita (sekedar info saja, yayasan ‘Lions Club’ dan ‘Rotary Club’ di seluruh dunia dikendalikan oleh orang-orang ‘Free Masonry’ ini, pen).

Kita bagaikan Singa (bukankah ‘Lions Club’ berarti ‘klub para Singa?”) dan orang-orang non-Yahudi laksanan kelompok biri-biri. Bila singa memasuki kandangnya, biri-biri hanyalah bisa memejamkan matanya dan menerima nasib malangnya.


Spoiler for protokol 12:
Dominasi kita harus merambah surat kabar yang membawa misi partai. Selain itu kita harus mampu mengontrolnya sebelum berita itu diedarkan, agar tidak mengungkap misi kita. Segala berita yang akan disiarkan lewat radio harus melalui pengawasan kita. Buku-buku berbobot harus dikenakan pajak yang tinggi, sedangkan buku murahan tidak dikenakan pajak, agar para sarjana enggan menulis buku.

Perusahaan surat kabar akan kita beli untuk mengimbangi dan menjawab isi surat kabar independen yang lepas dari genggaman kita (kini tentu tak sebatas surat kabar, tapi meliputi pula: stasiun tv, kantor berita, majalah dan website terkenal di internet, pen).


Spoiler for protokol 13:
Kita harus berusaha agar opini umum tidak mengetahui permasalahan sebenarnya. Kita harus menghambat segala yang mengetengahkan buah pikiran yang benar. Hal itu bisa dilakukan dengan memuat berita lain yang menarik di surat kabar. Agen-agen kita yang menangani sektor penerbitan akan mampu mengumpulkan berita semacam itu. Pandangan masyarakat harus kita alihkan kepada hiburan (dunia entertaiment, pen), seni dan olah raga.


Spoiler for protokol 14:
Diupayakan di dunia ini hanya satu agama, yaitu agama Yahudi (inti ajaran agama yahudi adalah pemujaan materi atau paham materialisme, pen). Oleh karena itu segala keyakinan lainnya harus dikikis habis. Kalau dilihat di masa kini, banyak orang yang menyimpang dari agama. Pada hakekatnya kondisi seperti itulah yang menguntungkan yahudi. Di masa akan datang masyarakat dunia akan berduyun-duyun memasuki agama Musa yang menundukkan mereka berada di bawah telapak kaki yahudi. Pada saat itu, suara kritikan hanya tertuju kepada agama selain yahudi. Orang tak akan berani menelanjangi agama kita. Karena rahasia yang terkandung dalam ajaran agama Yahudi sangat dalam, dan ajarannya selalu diperjuangkan oleh pendeta-pendeta kita. Segala karya tulis yang mengkritik agama kita tidak diperkenankan terbit dan tersebar di masyarakat. Kita terus berjuang menyebar-luaskan tulisan sastra picisan di masyarakat negara adidaya (contohnya sekarang ini novel Harry Potter?, pen).
mr.trol is offline   QUOTE

  

Spoiler for protokol 15:
Agen-agen rahasia kita harus disebar ke seluruh dunia. Mereka adalah anggota organisasi di bawah tanah dan gerakan ‘Free Masonry’. Bila bisa berjalan dengan baik, kita akan mempunyai polisi rahasia yang bergerak ke seluruh penjuru dunia. Dari mereka kita mendapatkan data-data akurat untuk mengatur segala persoalan yang penting. Kita harus sering mengadakan pertemuan anggota ‘Free Masonry’ sebelum memegang kekuasaan yang sempurna. Setelah berkuasa, kita akan mampu memusnahkan semua gerakan non-Yahudi dengan cara licin sehingga orang tidak akan menuding kita.
Diupayakan di dunia ini hanya satu agama, yaitu agama Yahudi (inti ajaran agama yahudi adalah pemujaan materi atau paham materialisme, pen). Oleh karena itu segala keyakinan lainnya harus dikikis habis.


Spoiler for protokol 16:
Kita harus berani tampil di tengah masyarakat dan berjuang memimpin universitas yang ada sekarang. Setelah itu, penulisan sejarah akan kita tinjau kembali, dan menyisihkan sejarah yang menghujat nama bangsa Yahudi. Kritikan dari orang non-Yahudi tidak begitu bahaya, tetapi yang perlu diwaspadai adalah pendidikan yang berjalan dengan kurikulum mereka sendiri (bukan meniru kurikulum kita). Maka usahakan pendidikan semacam itu harus dilenyapkan. Bila tidak mampu, ia harus dikucilkan dari masyarakat. Segala macam yang melambangkan kemerdekaan berpendapat harus dilenyapkan, walaupun slogan itu pernah kita gunakan untuk meraih tujuan. Kita telah meletakkan program untuk menarik simpati masyarakat dengan memberi pelajaran empiris nyata (contohnya kurikulum berbasis kompetensi SD-SMA di Indonesia sekarang, pen), dan membuang pelajaran yang bersifat non-empiris (misalnya pendidikan budi-pekerti, pen). Pelajaran ini amat sistimatis, agar kaum pelajar tidak mampu berfikir luas, dan tidak mampu memecahkan persoalan tanpa bantuan orang lain. Jadi mereka bagaikan binatang ternak, yang dapat digiring menurut kehendak pengembala. Mereka hanya mentaati penjelasan dari guru tanpa berusaha untuk mendalaminya. Sistem ini telah berhasil kita suntikkan dalam sekolah di negeri Prancis, yang ditangani oleh aktivis yang bernama Bouro.


Spoiler for protokol 17:
Kita selalu dituntut untuk mencemarkan nama baik pendeta dan ulama non-Yahudi, agar mereka terhina dimata rakyat. Dengan usaha ini dapat mengurangi misi perjalanan mereka yang menghambat perjuangan kita. Bila ada peluang yang baik, istana Paus akan kita runtuhkan dengan memakai orang lain yang akan menembak Paus di Vatikan. Bila ini terjadi, para penduduk dunia akan berduyun-duyun ke Vatikan, dan kita akan tampil seolah-olah menjadi pelopor penuntutan terhadap pelaku pembunuhan itu (usaha pembunuhan Paus pernah dilakukan tahun 1981, tapi gagal, pen). Cara seperti itu agar kita yang akan menduduki singgasana Paus. Dan yahudi akan menjadi Paus sejati dan kepala uskup Gereja Internasional.


Spoiler for protokol 18:
Di saat polisi menjaga keamanan negara dengan ketat, kita harus mampu mengadakan kerusuhan dan keonaran di masyarakat (departemen kepolisian di seluruh dunia selalu memperoleh bantuan Zionis Internasional untuk mendukung tujuan mereka, pen). Kemudian para penceramah diorganisir untuk menerangkan keadaan yang genting itu. Di saat itu kita dapat menemukan jalan keluarnya, sehingga masyarakat simpati kepada kita. Kebijaksanaan seperti ini akan kita gunakan secepatnya untuk memberikan perintah agar penjagaan semakin ditingkatkan. Peluang ini kita pakai untuk mengkoordinir para pendukung kita untuk mendapatkan tujuan.


Spoiler for protokol 19:
Politikus yang kita tangkap diusahakan tidak dianggap sebagai pahlawan, tetapi martabat mereka kita samakan dengan penyamun, pencoleng, pembunuh dan narapidana berat lainnya. Usahakan masyarakat menyamakan narapidana politik dengan kriminil agar masyarakat menilai jelek para politikus.
Kita harus berusaha agar bantuan (hutang) luar negeri seakan-akan bantuan dalam negeri. Agar kekayaan negara yang hutang akan terus mengalir ke perbendahaaraan kita.


Spoiler for protokol 20:
Kita harus berusaha agar bantuan (hutang) luar negeri seakan-akan bantuan dalam negeri. Agar kekayaan negara yang hutang akan terus mengalir ke perbendahaaraan kita. Akal hewan bangsa non-yahudi tidak akan mengerti bahwa hutang kepada negara kapitalis akan menguras kekayaan negaranya sendiri. Sebab, bunga hutang itu akan diambil dari hasil bumi negaranya atau masukan keuangan lainnya. Sekarang kita telah menguasai kekayaan dunia dengan jalan memegang saham surat-surat berharga lainnya (inilah alasan pemaksaan dibukanya Pasar Modal dan Pasar Uang di negara-negara yang berhasil mereka “liberalisasikan ekonominya”, pen). Kita akan membentuk pemerintah yang hutang agar terus membutuhkan bantuan dari bank kita sehingga pemerintah negaranya akan tergenggam oleh kaum kapitalis.


Spoiler for protokol 21:
Kita akan mendukung pemerintahan di seluruh dunia dengan sejumlah besar ahli di bidang ekonomi. Itulah sebabnya ilmu pengetahuan Ekonomi merupakan ilmu utama yang diajarkan oleh orang Yahudi (hampir di seluruh negara di dunia, fakultas ekonomi selalu saja jumlahnya melebihi jumlah fakultas ilmu sosial dan exacta yang ada. Dan pelajaran ekonomi di SMA selalu memiliki bobot materi yang paling lengkap dibanding mata pelajaran lainnya, tak terkecuali di Indonesia saat ini, pen). Kita akan dibantu oleh bankir, industrialis, kaum yang bermodal, dan terutama para milyuner yang tak terhitung banyaknya. Karena segala sesuatu diatur dengan angka yang pasti.


Spoiler for protokol 22:
Emas selau memegang peranan terpenting, dan sekarang kita telah menguasainya dengan melewati beberapa usaha yang lama dan telah melintasi beberapa generasi. Oleh karena itu senjata ini harus mampu memainkan peranannya untuk menggapai tujuan kita dalam rangka menguasai dunia.

Untuk membentuk perdamaian diatas planet ini, perlu menggunakan sedikit kekerasan, yang semuanya dapat dilaksanakan di bawah panji-panji Zionisme.


Spoiler for protokol 23:
Mula-mula yang kita lakukan untuk memperkokoh kekuatan kerajaan kita, yaitu harus melenyapkan yayasan dan organisasi yang dulu bergerak untuk membela kita. Sebab bila ia dibiarkan, akan menjadi membahayakan kerajaan kita.

Kerajaan Israel akan menjadi kokoh atas kehendak Allah. Langkah pertama untuk menegakkan kerajaan itu adalah membasmi pikiran orang yang tidak berwawasan luas. Walaupun mereka dulu pernah dipakai tangga untuk mencapai tujuan kita yang mulia.


Spoiler for protokol 24:
Orang yang mengatur kerajaan kita harus dari keturunan Dawud (David), disamping tokoh-tokoh dari Zionis. Orang tersebut harus memiliki otak cemerlang, mampu mengendalikan hawa nafsunya, bisa bergaul dengan rakyat, bersih dari noda, berani berkorban untuk memenangkan kepentingan rakyat, lambang kejayaan, tangguh dan kharismatik ( figur dimaksud dalam keyakinan ummat Islam, disebut Dajjal, pen).

Read More

Mengenal Artis Berdarah Yahudi di Indonesia


dani
Ahmad Dhani (kapanlagi.com)
TAMPAKNYA isu soal Yahudi di Kompasiana belum juga surut. Meski sudah ada isu baru semisal kasus video porno (mirip) artis Luna Maya - Ariel yang menghebohkan itu,  namun tetap saja isu Yahudi bertengger manis dalam tangga tulisan terpopuler. Tak hanya itu, isu soal ini juga selalu ramai dikomentari, terlepas dari pro atau kontra.
Isu soal Yahudi memang menarik, sama menariknya gosip artis. Untuk itu saya mencoba mengaitkan kedua isu ini melalui tulisan mengenai artis berdarah  Yahudi di Indonesia.
Sebelum kita membahas soal itu, mari kita tengok sejenak  sejarah Yahudi sampai di negeri ini.
Menurut Wikipedia, Yahudi di Indonesia berawal dari kedatangan penjelajah Eropa awal dan pemukim. Yahudi di Indonesia saat ini membentuk komunitas Yahudi yang sangat kecil, yang terdiri hanya sekitar 20 orang Yahudi,[1] yang kebanyakan merupakan Yahudi Sephardi. Pada tahun 1850-an, pengelana Yahudi, Jacob Saphir, adalah orang pertama yang menulis mengenai komunitas Yahudi di Hindia Belanda, setelah mengunjungi Batavia. Di Batavia, ia telah banyak berbicara dengan seorang Yahudi lokal, yang telah memberitahunya bahwa ada sekitar 20 keluarga Yahudi di kota itu dan beberapa di Semarang. Kebanyakan Yahudi yang hidup di Hindia Belanda pada abad ke-19 adalah Yahudi Belanda yang bekerja sebagai pedagang atau hal-hal yang berhubungan dengan rezim kolonial. Namun, beberapa anggota komunitas juga merupakan imigran dari Irak atau Aden.
Pada saat Perang Dunia, jumlah Yahudi di Hindia Belanda diperkirakan sekitar 2.000 jiwa. Yahudi Indonesia diasingkan ketika Pendudukan Jepang di Indonesia dan mereka dipaksa untuk bekerja di kamp. Setelah perang, Yahudi yang dilepas banyak menemui berbagai masalah, dan banyak yang beremigrasi ke Amerika Serikat, Australia atau Israel. Pada akhir 1960-an, ia telah memperkirakan bahwa ada 20 orang Yahudi yang tinggal di Jakarta dan lain-lain tinggal di Manado. Populasi total Yahudi Indonesia menurut Kongres Yahudi Sedunia [2] diperkirakan berjumlah 20 orang. (lihat)
Adapun artis berdarah Yahudi Indonesia di antaranya adalah:
Ahmad Dhani, musisi
Dhani Ahmad Prasetyo (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 26 Mei 1972; umur 38 tahun) atau yang lebih dikenal dengan Ahmad Dhani / Dhani Manaf adalah seorang musisi, penulis lagu, penata musik, dan produser Indonesia. Dhani merupakan leader dari grup band papan atas, Dewa 19 dan juga personel grup band The Rock. Dhani juga merupakan pemilik dan pimpinan dari Republik Cinta Management. Dhani telah mencetak banyak hits dan mengorbitkan sejumlah artis melalui karyanya.
Dhani menikah dengan Maia Estianty di tahun 1994, setelah sekian lama menjalin cinta sejak Dhani masih di SMA Negeri 2 Surabaya. Dari pernikahan mereka, keduanya memiliki 3 anak. Dhani menamai anak-anaknya sesuai tokoh sufi yang dikaguminya, yakni Ahmad Al Gazali, El Jalaluddin Rumi, dan Ahmad Abdul Qodir Jaelani. Sejak akhir 2006, Dhani dan istrinya terlibat skandal ‘tuduh menuduh’ yang berujung pada gugatan cerai yang diajukan oleh Maia Estianty. Rumah tangga mereka resmi berakhir pada 23 September 2008 melalui keputusan hakim di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.(lihat)
Marini Sardi, artis
marini
Marini (kapanlagi.com)
Kanjeng Raden Ayu Soemarini Soerjosoemarno, sekarang dikenal sebagai Marini Burhan Abdullah (lahir di Malang, 2 November 1947; umur 62 tahun) adalah seorang penyanyi yang telah tampil di panggung dan layar TV sejak tahun 1960-an dan telah merekam puluhan album, baik yang direkam di Indonesia maupun di luar negeri yang direkam di Polydor, Philips, EMI di Singapura, Tokyo, dan Kuala Lumpur.
Marini dan Sandra Sanger merupakan penyanyi andalan The Steps ditahun 1970-an, mereka lebih dari 8 tahun melanglang kota-kota besar Asia, Singapura, Kuala Lumpur, Tokyo dan Hongkong. Marini sebagai pemeran wanita (film) Indonesia yang terkenal pada film-film era 1975-an, pernah terpilih sebagai The Best Actress (Pemeran Wanita Terbaik) pada Festival Fim Asia (FFA Awards) di Seoul, Korea. Sampai saat ini Marini masih sering tampil menyanyi bersama Band The Steps. Bulan Agustus 2008 Marini & The Steps melakukan Konser di Sultan Hotel (dahulu Hilton Hotel) Jakarta. Juga sampai saat ini Marini masih aktif tampil sebagai pemeran film sinetron terutama yang bertemakan religi dilayar kaca, dan tampil lagi dilayar lebar pada film Ayat-Ayat Cinta yang mencapai rekor jumlah sementara tertinggi di Indonesia, ditonton lebih dari 3,9 juta penonton.
Marini adalah anak ke-dua dari pasangan Soetarjo Soerjosoemarno (Mayjen TNI/Alm.), keluarga kesultanan Keraton Mangkunegaran Solo, dan Dolly Zegerius, gadis Belanda keturunan Yahudi yang dinikahi pada tahun 1943 saat Soetarjo studi di Technische Universiteit Delft, Nederland.
Salah satu adik kandungnya adalah Japto Soerjosoemarno yang sampai kini menjabat sebagai Ketua Umum Pemuda Pancasila dan juga Ketua Umum Partai Patriot (dahulu Partai Patriot Pancasila). (lihat)
Nafa Urbach, artis
nafa
Nafa Urbach (kapanlagi.com)
Nafa Urbach (lahir di Magelang, Jawa Tengah, 19 September 1980; umur 29 tahun) adalah pemeran dan penyanyi Indonesia. Artis keturunan Jerman ini menikah dengan pesinetron Zack Lee. Mereka menikah 16 Februari 2007 di Gereja Immanuel, Jakarta Pusat. Nafa sempat mengandung 1,5 hingga akhirnya ia keguguran sekitar pertengahan bulan Agustus 2007. Sebelum menjalin hubungan dengan Zack Lee, Nafa sempat berpacaran dengan pesinetron Primus Yustisio yang kini menjadi suami bintang sinetron Jihan Fahira. Bahkan demi Primus pula, Nafa sempat berpindah ke agama Islam. Dia juga membuat heboh dunia hiburan Indonesia karena perpindahan agama lagi dari Islam ke Kristen setelah putus dari Primus. (lihat)
Cornelia Agatha, artis
Cornelia Agatha (lahir di Jakarta, 11 Januari 1973; umur 37 tahun) adalah seorang pemeran Indonesia. Cornelia memiliki darah Jawa, Manado, Belanda, Jerman, dan Yahudi. Cornelia dikenal antara lain karena perannya sebagai Sarah dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Sinetron itulah yang mengorbitkan namanya.
lia
Cornelia Agatha (wikimedia)
Bakat akting Lia, demikian dia disapa, telah dirasakan sejak duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar. Di usia belia, Lia sudah sering beraksi di depan kamera. Berkat talenta itulah ia mulai merambah dunia modeling lewat ajang Cover Girl yang diadakan oleh majalah remaja Mode.
Film Lupus adalah pengalaman kali pertamanya di layar lebar. Prestasi yang pernah dicatatnya, yakni berhasil masuk nominasi untuk kategori Aktris Terbaik lewat aktingnya di Rini Tomboy, di Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1992. Perannya dalam sinetron Perempuan Pilihan sebagai seorang penari bernama Dayu, menghantarkannya pada penghargaan dari Forum Film Bandung (FFB) 2002 sebagai Aktris Terpuji.
Lia menikah dengan Sony Lawlani tanggal 18 Maret 2006 di Hongkong. Dari pernikahannya tersebut, Lia dianugerahi bayi kembar yang lahir melalui operasi caesar, pada tamggal 7 Desember 2006 di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan. Sepasang bayinya itu diberi nama Makayla Athaya Lalwani (perempuan) dan Tristan Athala Lalwani (laki-laki). (lihat)
Mariana Renata, artis
mariana
Mariana Renata (wikimedia)
Mariana Renata (lahir di Paris, Perancis, 31 Desember 1983; umur 26 tahun) adalah seorang aktris dan model asal Indonesia. Tahun 2004 ia menjadi bintang iklan Lux yang melambungkan namanya dalam dunia hiburan Indonesia.
Ayah Mariana Renata adalah orang Perancis bernama Andre Dantec sementara ibunya Anita Kirana keturunan Jawa-Tionghoa-Italia. Lahir di Paris, ia pernah tinggal di Zimbabwe selama enam tahun sebelum kembali ke Paris selama setahun dan akhirnya ke Indonesia. Lulus SMA di Jakarta, ia meneruskan pendidikan ke Universitas Sorbonne, Paris, mengambil jurusan Sastra Bahasa Inggris. Renata kini sedang menyelesaikan gelar masternya di Universitas New South Wales di Sydney, Australia.
Pada tahun 2005 Renata membintangi film Janji Joni dan tahun 2006 berperan menjadi Kay di film Lux Short Movie berjudul Matchmaker. Renata juga pernah mendapat peran kecil, hanya kebagian mengisi satu episode dalam sinetron seri “Dunia Tanpa Koma[1]. Beberapa video klip grup band ternama Indonesia seperti Ungu, dan Peterpan pernah dibintangi oleh Renata.
Kemampuan akting Renata pun telah mendapat pengakuan dengan diterimanya penghargaan sebagai Most Favorite Supporting Actress dalam acara MTV Indonesia Movie Award (MIMA) 2005 [2]. Tahun 2006 bersama Darius Sinathrya, menjadi pasangan favorit versi MTV setelah memenangkan penghargaan Most Favorite Model MTV Indonesia 2006 [3]. (lihat)
Itulah artis artis berdarah Yahudi di Indonesia hasil penelusuran saya bersama Mbah Google. Selamat membaca.

Read More

Sejarah Assassins / Hasyasyin | Peran Rahasia Assassins dalam Perang Salib

Dalam Syi’ah, perpecahan terjadi diantara para ekstrimis dan moderat setelah wafatnya Ja’far Shadiq pada 765, imam yang keenam setelah Ali. Pada waktu itu, anak yang tertua Ja’far adalah Ismail. Karena alasan-alasan yang belum jelas, dan barangkali karena kerja samanya dengan elemen-elemen ekstrimis, Ismail tidak dianggap sebagai pewaris keimaman, dan sebagian besar orang Syiah menjadikan adiknya yakni Musa al-Kazim sebagai Imam ketujuh. Garis keturunan Musa bersambung hingga imam kedua belas yang menghilang pada 873, beliau tetap menjadi imam ‘yang dinantikan’ atau imam Mahdi, bagi sebagian besar orang-orang Syi’ah saat ini. Para pengikut keduabelas imam tersebut terkenal dengan nama Itsna Asyariyah atau Twelver Syiah yang merupakan sekte yang paling moderat di antara sekte yang lain. Perbedaan mereka dari Sunni hanya sebatas pada pokok-pokok ajaran tertentu saja yang pada tahun-tahun terakhir menjadi tidak signifikan lagi. Sejak abad XVI sekte Syiah Itsna syariyah menjadi anutan resmi penduduk Iran (Bernard Lewis, 1967: 26.

Kelompok yang lain mengikuti Ismail dan keturunannya, dan dikenal sebagai Ismailiyah. Untuk sekian lama bekerja secara diam-diam, dan mendirikan sebuah sekte yang terorganisir dengan baik dan memiliki daya tarik intelektual maupun emosional yang jauh melampaui saingan-saingannya. Untuk mengganti semrawutnya dugaan-dugaan dan takhayul primitif dalam sekte-sekte Ismailiyah yang terdahulu, sejumlah teolog terkemuka membangun sebuah sistim doktrin religius yang mengandung filsafat tingkat tinggi dan mengarang berbagai karya yang, setelah beberapa abad kemudian masih diakui kehebatannya. Bagi orang-orang saleh, sekte Ismailiyah sebenarnya juga menghormati al-Qur’an, hadits, dan Syari’ah sama halnya dengan yang dilakukan oleh orang-orang Sunni. Dalam masalah intelektual, mereka memberikan penjelasan-penjelasan filosofis mengenai alam semesta, dengan merujuk pada sumber-sumber kuno khususnya ide-ide platonik. Dalam masalah spiritual membawa kehangatan, kepercayaan emosional dan personal yang disokong oleh contoh penderitaan para imam dan pengorbanan para pengikutnya —pengalaman tentang gairah dan pencapaian kebenaran. Kepada orang-orang yang tidak puas terhadap penguasa, mereka menawarkan daya tarik sebuah gerakan oposisi yang kuat, tersebar luas, dan terorganisir dengan baik, yang tampaknya mampu menawarkan kemungkinan untuk menggulingkan penguasa yang ada, dan membangun sebuah tatanan masyarakat baru yang adil, dipimpin oleh Imam –pewaris nabi yang dipilih oleh Tuhan dan satu-satunya pemimpin yang paling tepat untuk seluruh manusia.

Dalam buku-buku sejarah disebutkan bahwa pada masa sepeninggal al-Mustansir (1035-1094M), gerakan Ismailiyah mengalami perpecahan serius dengan adanya dua kelompok yang berada di belakang kedua putra Al-Mustansir yakni Nizar dan Al-Musta'li. Kelompok Nizar cendrung ekstrem dan aktif, basis gerakannya di Suriah dan Persia. Kelompok Nizar inilah yang menjadi cikal bakal dari kelompok Hasyasyin yang menentang kepemimpinan Fatimiyyah, bahkan Nizar mem proklamirkan dirinya sebagai khalifah yang syah dengan gelar Al-Musthafa li Din Allah (Ajid Thahir, 2004: 121-122). Kelompok Nizariyah dapat ditumpas kekuatannya oleh Khalifah Al-Musta’li. Sedangkan Kelompok Al-Musta’li lebih moderat, mereka adalah leluhur dari kelompok spiritual Ismailiyah Bohra di Bombay India (Bosworth, 1993: 73).

Sejarah Assassins

Assassins atau hasyasyin, begitulah sebutannya. Kata inilah yang kemudian populer saat terjadinya perang Salib, dan di Barat kata ini dibawa oleh Marco Polo, serta dipopulerkan oleh Edward Burman (1987) dan Bernard Lewis. Dalam sejarahnya, hasyasyin merupakan satu kelompok sempalan dari sekte Syiah Ismailiyyah. Hitti dalam bukunya tidak menyebutkan kata assassins, tetapi hasyasyin. Gerakan ini merupakan gerakan sempalan dari ajaran Ismailiyyah yang berkembang pada dinasti Fathimiyyah, Mesir. Hassan Sabbah (w. 1124) adalah pendirinya dan para anggota hasyasyin menyebut gerakan mereka sebagai da’wah jadidah (ajaran baru). Menurut Hitti, Hassan Sabbah mengaku sebagai keturunan raja-raja Himyar di Arab Selatan. Menurutnya motif gerakan ini murni memuaskan ambisi pribadi, dan dari sisi keagamaan sebagai alat untuk balas dendam (Philip K. Hitti, 2010: 565). Hassan Sabbah dilahirkan di kota Qumm, salah satu pusat perkampungan Arab di Persia dan benteng orang-orang Syi’ah Itsna Asyariyah. Ayahnya, seorang pengikut Syiah Itsna Asyariyah, datang dari Kufah, Iraq, dan dikatakan sebagai orang asli Yaman. Tanggal kelahiran Hasan tidak ketahui, namun barangkali sekitar pertengahan abad XI. Ketika dia masih kecil, ayahnya pindah ke Rayy –kota modern di dekat Tehran, di sana Hasan mendapatkan pendidikan agamanya. Rayy merupakan pusat aktivitas para dai semenjak abad IX dan tak lama kemudian Hasan mulai terpengaruh oleh mereka (Philip K. Hitti, 2010: 565).

Alamut merupakan basis pertahanan dari hasyasyin. Benteng ini dibangun di atas punggung bukit di puncak sebuah gunung batu yang tinggi pada jantung pegunungan Elburz, serta mempunyai sebuah lembah yang tertutup dan kuat, yang panjangnya sekitar 30 mil, dan luasnya 3 mil. Tinggi gunung tersebut sekitar 6000 kaki di atas permukaan laut, dan hanya bisa dicapai melalui sebuah jalan sempit, curam dan berliku. Untuk mendekati batu tersebut orang harus melalui jurang sempit di sungai Alamut, yang terletak diantara jurang tegak lurus dan kadang menggantung.

Istana tersebut dikatakan telah dibangun oleh salah seorang raja Daylam. Ketika dia sedang keluar untuk berburu dia kehilangan burung Elang piarannya yang ternyata hinggap di gunung batu tersebut. Raja melihat nilai strategis posisi gunung batu tersebut dan saat itu pula dia membangun sebuah istana di atasnya. Dia memberi nama istana tersebut Aluh Amut yang dalam bahasa orang-orang Daylam berarti ajaran burung Elang.

Alamut, sebagai benteng pertahanan yang dimiliki oleh hasyasyin dipandang mempunyai peranan penting dalam melakukan serangan-serangan mendadak ke berbagai arah yang mengejutkan benteng-benteng pertahanan lawan. Dalam berbagai upayanya untuk mencapai tujuan, mereka menggunakan pisau-pisau belati yang indah, yang menjadikan pembunuhan sebagai seni. Organisasi rahasia mereka, yang didasarkan atas ajaran Ismailiyyah, mengembangkan agnostisisme yang bertujuan untuk mengantisipasi anggota baru dari kekangan ajaran, mengajari mereka konsep keberlebihan para nabi dan menganjurkan mereka agar tidak mempercayai apa pun serta bersikap berani untuk menghadapi apa pun. Di bawah mahaguru ada tingkatan guru senior yang masing-masing bertanggung jawab atas setiap daerahnya. Di bawahnya, ada dai-dai biasa, sedangkan tingkatan yang paling rendah adalah para fida’i yang selalu siap sedia melaksanakan setiap perintah sang Mahaguru (syekh, the elder, orang tua) (Philip K. Hitti, 2010: 565).

Hasyasyin juga cukup dikenal di dunia Barat. Persentuhannya dengan Barat, menurut Lewis, dimulai ketika belati mereka tertancap pada Conrad of Montferrat, raja kerajaan Latin Yerusalem. Pembunuhan tersebut, menurut Lewis, menimbulkan kesan yang mendalam pada para pasukan perang salib, dan mayoritas kronikus perang salib III mempunyai pengungkapan sesuatu mengenai sekte yang menakutkan tersebut, dan keyakinan serta cara-caranya yang aneh, serta pemimpin mereka yang mengagumkan. “Saya mengaitkan beberapa hal pada si syekh (the elder) ini” kata penulis kronik Jerman, Arnold of Lubbeck, “yang tampak menggelikan namun dapat saya buktikan dengan bukti-bukti serta saksi-saksi yang terpercaya. Mahaguru ini mempunyai ilmu sihir yang dapat membikin kagum banyak orang di negerinya, yang membuat mereka tidak menyembah dan tidak pula percaya kecuali kepadanya. Dia memikat mereka juga dengan cara yang aneh, seperti memberi harapan-harapan, janji-janji kesenangan dan kebahagiaan abadi, yang membuat mereka lebih memilih mati untuk mendapatkannya. Bahkan banyak diantara mereka yang akan terjun dari dinding yang tinggi yang akan menghancurkan kepala mereka dan membuat mereka mati dengan cara yang amat mengerikan, hanya dengan aba-aba anggukan kepala atau perintahnya. Ketika beberapa diantara mereka lebih memilih mati dengan cara ini —membunuh seseorang dengan keahliannya dan kemudian mereka akan membunuh diri mereka hingga sekarat dalam keberkatan—, sang mahaguru memberikan mereka belati yang disiapkan secara khusus untuk prosesi ini, dan kemudian dia memberi semacam obat yang dapat membuat mereka mabuk serta lupa, kemudian mereka ditunjukkan, dengan magisnya, pada mimpi-mimpi yang fantastis, penuh kesenangan, atau semacam itu. Tidak hanya berhenti di situ saja, sang mahaguru menjanjikan bahwa mereka akan menikmati kebahagiaan seperti itu selamanya sebagai balasan perbuatan yang telah mereka lakukan” (Bernard Lewis, 1967: 4).

Menurut Lewis, bagi para korbannya, para hasyasyin adalah orang-orang kriminal fanatik yang bergerak dalam konspirasi pembunuhan melawan agama dan masyarakat. Bagi para pengikut Ismailiyah, mereka adalah korps elit yang berperang melawan musuh-musuh imam; dengan menjatuhkan para penindas dan perebut kekuasaan, mereka memberikan bukti nyata akan kepercayaan dan loyalitas mereka, serta segera memperoleh kebahagiaan yang abadi. Orang-orang Ismailiyah sendiri menggunakan istilah fidai —yang secara kasar berarti pengikut setia— untuk menyebut pasukan pembunuh mereka, dan sebuah syair Ismailiyah yang indah memuji keberanian dan kesetiaan total mereka. Dalam sebuah kronik lokal Ismailiyah di Alamut, yang ceritakan oleh Rashid ad-Din dan Kashani, ada sebuah daftar pujian untuk pembunuhan-pembunuhan, yang juga menyertakan nama-nama korban beserta para pembunuhnya ((Bernard Lewis, 1967: 48).

Dari segi bentuk, orang-orang Ismailiyah merupakan sebuah masyarakat rahasia, yang mempunyai sistem sumpah, inisiasi serta tingkatan-tingkatan pangkat dan pengetahuan. Rahasia-rahasia mereka terjaga dengan baik, dan informasi mengenai mereka terpisah-pisah serta membingungkan. Orang-orang ortodoks yang suka berpolemik melukiskan orang-orang Ismailiyah sebagai gerombolan orang-orang nihilis palsu yang menipu korban-korbannya melalui tahapan-tahapan penistaan yang terus menerus, dan pada akhirnya memperlihatkan hal-hal yang amat buruk kepada orang-orang yang tidak mempercayai mereka.

Para penulis Ismailiyah melihat sekte ini sebagai penjaga misteri yang suci yang hanya bisa dicapai setelah melalui rangkaian panjang persiapan serta proses. Istilah yang umum dipergunakan untuk organisasi sekte ini adalah da’wa (dalam bahasa Persianya Da’vat), yang berarti missi atau ajaran; agen-agennya adalah para dai atau missionaris —secara literal berarti penyeru atau pengajak— yang merupakan suatu jabatan kependetaan melalui pengangkatan. Dalam laporan-laporan Ismailiyah belakangan mereka dibagi keberbagai macam tingkatan dai, guru, murid –tingkatan rendah atau tinggi-, sedangkan di bawah mereka adalah mustajib —secara literal berarti simpatisan atau responden, yang merupakan murid yang paling rendah— tingkatan yang paling tinggi adalah hujjah (dalam bahasa Persianya Hujjat), dai senior. Kata jazirah ‘pulau’, digunakan untuk menunnjukkan teritorial atau yurisdiksi etnik yang diketuai oleh seorang dai (Bernard Lewis, 1967: 49).

Gambaran yang dideskripsikan oleh Lewis di atas sangat menarik, karena hal seperti ini pula sebenarnya yang memacu seseorang untuk melaksanakan jihad fi sabilillah dengan mengangkat pedang. Penjelasan mengenai surga —seperti yang dipaparkan dalam al-Qur’an— yang di dalamnya terdapat sungai anggur, madu, dan susu, perempuan-perempuan cantik, serta kebun-kebun yang belum pernah dilihat di mata disuguhkan secara konkrit oleh sang mahaguru, sehingga pemuda yang disiapkan menjadi hasyasyin benar-benar percaya dan tidak memiliki alasan untuk tidak percaya bahwa itulah surga. Dan memang pada masa perang salib, hal ini memberikan kesan yang mendalam mengenai taktik dan strategi hasyasyin dalam meneror dan membunuh target-target yang menjadi korbannya. Dan tidak itu saja, Lewis mensinyalir bahwa hasyasyin juga sering disewa oleh orang-orang Barat untuk membunuh musuh-musuhnya. Dalam setiap pembunuhan yang mereka lakukan, baik di persia maupun di Syiria, para Hasyasyin selalu menggunakan belati; tidak pernah memakai racun atau peluru meskipun dalam banyak kesempatan hal itu akan membuat pembunuhan menjadi lebih mudah dan lebih aman. Menurut Lewis, seorang Hasyasyin hampir pasti selalu tertangkap, dan biasanya mereka memang tidak berusaha melarikan diri; bahkan ada anggapan bahwa selamat setelah melaksanakan tugas merupakan suatu hal yang memalukan. Seorang pengarang Barat abad XII mengatakan: “ketika kemudian ada beberapa orang di antara mereka yang memilih mati dengan cara ini… dia sendiri (baca: sang ketua) akan memberi mereka pisau yang menurutnya memang disiapkan untuk itu…”(Bernard Lewis, 1967: 47). Hal ini dikarenakan sang hasyasyin benar-benar mengharapkan surga.

Sisa-sisa Hasyasyin Saat Ini (Abad XIX-XX)
Bagaimana keadaan sekte ini pada saat ini? Lewis dalam buku Assassins mengungkapkan bahwa pada 1833, dalam Journal of The Royal Geographical Society, seorang pegawai British yang dikenal dengan Colonel W. Monteith dalam perjalanannya telah sampai pada pintu masuk lembah Alamut, tetapi belum benar-benar sampai atau mengenali istana tersebut. Lebih jauh dia menuliskan bahwa hal ini kemudian berhasil dilakukan oleh seorang saudara W. Monteith, Lieutenant Colonel (sir) Justin Sheil, yang laporannya diterbitkan pada jurnal yang sama tahun 1838. Seorang pegawai British yang ketiga yang bernama Stewart mengunjungi istana tersebut beberapa tahun kemudian. Setelah itu, baru satu abad kemudian penelitian mengenai Alamut dimulai lagi.

Data ini kemudian Lewis perkuat dengan mengatakan bahwa, pada 1811, Rousseau, konsul dari Aleppo, dalam sebuah perjalanan ke Persia menyelidiki pengikut Ismailiyah dan kaget saat mengetahui bahwa di kota tersebut masih banyak yang masih setia pada seorang imam yang bergaris keturunan Ismail. Nama imam tersebut adalah Shah Khalilullah, ia tinggal di sebuah desa yang bernama Kehk, dekat Qumm, yang terletak diantara Tehran dan Isfahan. Menurut Rousseau, Shah Khalilullah hampir dianggap sebagai tuhan oleh para pengikutnya, dan dianggap memiliki mu’jizat, dan mereka terus menerus mempersembahkan harta kekayaan dari harta benda milik mereka dan seringkali mereka menjulukinya sebagai khalifah. Bahkan banyak pengikut Ismailiyah yang berada di India, mereka secara reguler datang ke Kehk melalui pinggiran sungai Gangga dan Indus untuk menerima berkah dari imam mereka, sebagai balasan kebaikan dan sumbangan mereka (Bernard Lewis, 1967: 14).

Pada tahun 1825 seorang pelancong Inggris, J.B. Fraser mengkonfirmasikan keberadaan pengikut Ismailiyah di Persia dan ketaatan mereka kepada para pemimpinnya, meski mereka tidak lagi mempraktekkan pembunuhan dengan perintah para pemimpinnya; namun hingga saat ini Shah atau pemimpin sekte tersebut dipuja secara membabi buta oleh para pengikutnya yang masih tersisa, meskipun kegiatannya benar-benar sudah berbeda dengan karakter sekte pada awalnya. Ada juga beberapa pengikut sekte ini yang bertempat tinggal di India, yang masih setia pada pemimpinnya. Pemimpin yang dahulu, Shah Khalilullah telah terbunuh di Yazd beberapa tahun sebelumnya (tahun 1817), oleh para pemberontak yang melawan gubernur. Dia kemudian digantikan –dalam kapasitas keagamaannya— oleh salah seorang anaknya yang mendapatkan penghormatan serupa dari sekte tersebut.

Lebih jauh, Lewis mengungkapkan bahwa pada Desember 1850 sebuah kasus pembunuhan yang besar disidangkan pada pengadilan kriminal di Bombay empat orang tergeletak dan terbunuh di jalan pada siang hari bolong, yang merupakan akibat adanya perbedaan pendapat dalam komunitas keagamaan tempat mereka berada. Sembilan belas orang diadili dan empat dari mereka divonis mati dan digantung. Para korban serta para penyerangnya dikenal sebagai orang-orang Khoja; sebuah komunitas kecil, kebanyakan terdiri dari pedagang di daerah Bombay dan beberapa bagian lain di India.

Kejadian tersebut dipicu oleh sebuah perselisihan yang telah berlangsung selama dua puluh tahun lebih. Kejadian tersebut dimulai pada 1827, ketika sebuah kelompok Khoja menolak untuk membayar Upeti kepada pemimpin sekte mereka yang tinggal di Persia. Pemimpin tersebut adalah putera dari Shah Khalilullah, yang menggantikan ayahnya yang terbunuh pada 1817. Pada 1818 Syah Persia menunjuknya menjadi gubernur Mahallat dan Qumm, dan memberinya gelar Aga Khan. Dengan gelar inilah dia beserta keturunannya dikenal secara luas. Menghadapi penolakan tiba-tiba yang dilakukan oleh para pengikutnya di India untuk membayar kewajiban-kewajiban keagamaan mereka, Aga Khan mengirimkan utusan khusus dari Persia ke Bombay agar mereka kembali ke dalam kelompok. Turut serta dalam utusan tersebut nenek Aga Khan yang akan berpidato pada para pengikut Khoja di Bombay untuk memperoleh kembali kesetiaan mereka. Mayoritas komunitas Khoja masih setia kepada pemimpin mereka, tetapi ada sekelompok kecil yang masih tetap bersikukuh pada sikap menentang dan menegaskan bahwa mereka tidak mempunyai kewajiban untuk patuh terhadap Aga Khan dan tidak mengakui bahwa komunitas Khoja masih terikat dengannya. Dampak konflik tersebut melahirkan ketegangan dalam komunitas Khoja dan berpuncak dengan pembunuhan di tahun 1850.

Pada saat itu Aga Khan sendiri telah meninggalkan Persia, karena dia tidak berhasil memimpin sebuah pemberontakan melawan Shah, dan setelah tinggal sebentar di Afghanistan, ia kemudian berlindung di India. Jasanya kepada kepada orang-orang Inggris di Afghanistan dan Sind membuatnya memperoleh terima kasih dari mereka. Setelah pada awalnya tinggal di Sind dan kemudian di Calcuta, dia akhirnya tinggal di Bombay dimana dia mengukuhkan dirinya sebagai pemimpin komunitas Khoja. Kendati demikian ada beberapa orang yang tidak setuju yang kemudian menentangnya, orang-orang tersebut menggunakan sarana-sarana hukum untuk mengalahkannya. Setelah mengadakan persiapan, pada bulan april 1866, kelompok penentang itu mengajukan berkas-berkas tuntutan perkara kepada pengadilan tinggi di Bombay, dengan tuntutan agar Aga Khan dilarang melakukan intervensi terhadap urusan-urusan serta hak milik komunitas Khoja.

Masalah ini ditangani oleh Hakim Ketua Sir Joseph Arnould. Hearing berlangsung selama 25 hari, dan melibatkan hampir seluruh elemen pengadilan. Kedua kelompok mengajukan argumentasi-argumentasi serta berkas-berkas perkara, penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan oleh pengadilan cukup luas dan mendalam, baik dalam aspek sejarah, garis keturunan, teologi dan hukum. Aga Khan sendiri memberikan kesaksian dan mengemukakan bukti-bukti tentang keturunannya. Pada tanggal 12 November 1866 Sir Joseph Arnould menyampaikan keputusan. Komunitas Khoja Bombay, menurutnya, merupakan bagian dari komunitas besar Khoja di India yang ajarannya berasal dari Ismailiyah yang merupakan cabang dari Syiah; mereka adalah sebuah sekte yang para leluhurnya berasal dari Hindu, yang telah berpindah keyakinan ke dalam kepercayaan Syiah Ismailiyah; serta selalu dan masih terikat hubungan kesetiaan spiritual terhadap para imam Ismailiyah. Mereka telah dijadikan pengikut pada 400 tahun yang lalu oleh dai-dai Ismailiyah dari Persia, dan tetap berada di bawah pengaruh otoritas spiritual imam-imam Ismailiyah, yang imam terakhirnya adalah Aga Khan. Para imam tersebut keturunan dari para raja Alamut, dan melalui mereka, menjadi keturunan Khalifah Fathimiyah di Mesir, dan akhirnya keturunan Nabi SAW. Pengikut mereka pada abad pertengahan terkenal dengan nama Hasyasyi.

Tampaknya Lewis sangat percaya dengan keputusan Arnould yang dengan didukung oleh data-data dan argumentasi historis yang kuat, kemudian secara legal mengukuhkan status komunitas Khoja sebagai bagian dari Ismailiyah, bahwa Ismailiyah merupakan keturunan dari para Hasyasyin, dan Aga Khan sebagai pemimpin spiritual Ismailiyah dan keturunan dari imam-imam Alamut.

Keputusan Arnould juga menimbulkan perhatian terhadap eksistensi komunitas Ismailiyah di daerah-daerah lain di seluruh dunia, orang-orang yang sebenarnya tidak mengakui Aga Khan sebagai pemimpin mereka. Kelompok-kelompok ini biasanya merupakan kelompok minoritas, berada di daerah terpencil dan terisolasi, sulit dicapai dari manapun, suka menyembunyikan pudarnya kepercayaan dan hilangnya karya-karya tulis mereka. Beberapa tulisan dalam bentuk manuskrip sampai ke tangan para sarjana. Pada awalnya kesemuanya datang dari Syiria –wilayah pertama yang menjadi pusat perhatian orang-orang Barat modern untuk menyelidiki Ismailiyah, baik pada era modern maupun pada abad pertengahan. Yang lain kemudian menyusul, dari berbagai wilayah yang berbeda-beda. Pada tahun 1903, seorang pedagang Italia, Caproti, membawa sekitar 60-an manuskrip Arab dari San’a, di Yaman, yang menjadi kumpulan buku pertama yang disimpan di perpustakaan Ambrosiana, di Milan. Dalam pemeriksaan, mereka juga mengerjakan karya-karya yang berisi doktrin-doktrin Ismailiyah, yang berasal dari pengikut-pengikut Ismailiyah yang masih hidup di Arab bagian selatan. Di antara buku-buku tersebut, ada yang berisi sandi-sandi rahasia. Ketika di Eropa sudah tidak ada sumber-sumber baru lagi, para Sarjana Russia, yang telah menerima beberapa manuskrip sekte Ismailiyah dari Syiria, menemukan bahwa di negara mereka juga ada pengikut Ismailiyah yang tinggal di perbatasan kerajaan mereka, dan pada tahun 1902 Count Alexis Bibrinskoy menerbitkan sebuah laporan tentang pengorganisasian dan penyebaran orang-orang Ismailiyah di Russia, Asia Tengah. Pada waktu yang sama seorang pegawai kolonial A. Polostsev memperoleh salinan sebuah buku keagamaan sekte Ismailiyah yang ditulis dalam bahasa Persia. Buku tersebut ditempatkan pada museum Asiatic milik Russian Academy of the Scientist. Salinan lainnya menyusul, dan antara 1914 dan 1918 museum tersebut mendapatkan sebuah koleksi manuskrip Ismailiyah yang dibawa dari Shugnan -yang terletak diatas sungai Oxus- oleh dua orientalis I.I. Zarubin dan A.A. Semyonov. Dengan manuskrip-manuskrip ini serta manuskrip-manuskrip yang didapatkan setelahnya, para sarjana Russian mampu menyelidiki literatur keagamaan dan kepercayaan sekte Ismailiyah Pamir dan beberapa distrik yang berbatasan dengan Afghanistan di Badakhsan.


Kritik Atas Lewis
Ada beberapa poin yang hendak saya pakai dalam mengulas dan mengkritisi Lewis ini. Poin-poin tersebut antara lain: pertama, mencoba mengenali karakter hasyasyin dalam konteks Timur Tengah saat ini, terutama kaitannya dengan terorisme yang seringkali menyudutkan umat Islam; kedua, melihat posisi Lewis sebagai seorang orientalis yang menjadi rujukan masyarakat Barat dalam masalah Irak, Iran, dan Afghanistan, serta rujukan-rujukan buku yang digunakannya; ketiga, menempatkan posisi Lewis dalam kerangka kritik Edward Said dalam membongkar ideologi orientalisme.

Mengenali Karakter Hasyasyin Pada Konteks Saat Ini

Di beberapa negara Islam, kasus adanya bom bunuh diri merupakan satu hal yang tidak aneh dan tidak mengejutkan. Biasanya bom bunuh diri baik dibawa sendiri ataupun diledakkan sendiri dari dalam mobil, merupakan karakter khas dari orang-orang yang merasa dirinya kalah dan kehilangan akal dalam menghadapi musuhnya. Pada saat ini, hal seperti ini banyak dilakukan kelompok ekstrim Islam kepada Barat (yang menurut mereka adalah kafir yang harus diperangi). Jika dianalogkan dengan hasyasyin, berarti kejadian pemboman ini tidak berasal dari ruang hampa. Karena hasyasyin pun juga tidak mau melarikan diri setelah targetnya berhasil dibunuh, bahkan jika disuruh sang guru pun dia akan membunuh dirinya sendiri, bahkan sebagaimana yang telah disebutkan di atas, bila target musuhnya sudah terbunuh dan misinya tercapai, si hasyasyin tidak melarikan diri, mereka siap dan surga sudah ada di depan mereka (satu kepercayaan yang sama sekali tidak dapat dipahami pada saat ini—bagaimana membunuh orang bisa dikatakan masuk surga. Hal yang sama pula dengan yang dilakukan oleh para pembajak dua pesawat yang ditabrakkan pada gedung WTC AS pada 2001. Tidak hanya ke Barat saja, di dalam Islam sendiri pun juga sering terjadi bom bunuh diri, misalnya di Irak ataupun Iran, dimana targetnya adalah orang Islam sendiri namun berbeda pandangan dengan si pembawa bom bunuh diri. Hal ini paling tidak menunjuk pada adanya analogi hasyasyin pada masa lalu dengan masa sekarang, hanya saja peralatan dan modusnya saja yang berbeda bentuk.

Dalam kasus ini, penelitian Lewis dalam buku The Assassins menemukan relevansinya, sehingga kemudian tak heran jika dia menjadi salah satu staf Ahli militer Bush dalam penyerangan ke Irak demi menghancurkan al-Qaeda yang dianggap organisasi teroris. Karena di samping dianggap kompeten dalam masalah ini, dia juga pakar masalah Middle East.

· Melihat Sumber-sumber yang Digunakan Lewis
Saya melihat data-data yang digunakan oleh Lewis kebanyakan adalah data-data yang berasal dari para orientalis sebelumnya. Memang ada beberapa rujukan yang digunakan Lewis yang berasal dari sarjana muslim, seperti al-Juwaini, Rashid ad-Din, dan lain-lain, namun yang dipergunakan adalah sumber-sumber dari pihak lawan. Memang dia mengatakan bahwa sumber-sumber mengenai Ismailiyah yang ditulis oleh orang dalam sudah banyak dibakar dan dihancurkan seiring dengan dihancurkannya Ismailiyyah dan Alamut, sehingga data-data dari perspektif insider sama sekali tidak tercover di sini. Yang menarik di sini adalah, kepiawaian Lewis dalam menggiring opini mengenai keburukan dari hasyasyin, seolah-olah kelompok ini sama sekali tidak ada sisi kebaikannya. Yang tak kalah menariknya adalah dia mendukung hal ini dengan data-data konkrit. Seolah dia hendak membuat satu kebenaran mengenai buruknya hasyasyin, tanpa harus mengetahui berbagai motif yang konkret yang dijadikan argumen oleh kelompok ini. Jika meminjam bahasa Michel Foucault, kebenaran adalah kekuasaan. Bagi Foucault, terdapat lima ciri politik ekonomi keberan: kebenaran berpusat pada bentuk diskursus ilmiah dan istitusi yang memproduksinya. Ia adalah subjek bagi rangsangan konstan ekonomi dan politik (kebutuhan akan kebenaran sama banyaknya dengan produksi ekonomi atau kekuasaan politik); ia adalah objek difusi besar-besaran dan konsumsi besar-besaran (yang beredar melalui perangkay pendidikan dan informasi yang meluas secara relatif dalam; lembaga sosial, tanpa ada batas yang tegas); ia diproduksi dan ditransmisikan di bawah aparatur sentral dan dominan—kalau tidak eksklusif—dari segelintir aparatur besar politik dan ekonomi (universitas, angkatan bersenjata, tulisan, dan medua); dan yang terakhir ia adalah masalah dari keseluruhan debat politik dan konfrontasi sosial (perjuangan ideologis) (Michel Foucault, 1980: 131-132).

Lewis membentuk kebenaran melalui data-data yang didisplay olehnya, sehingga ketika buku ini telah jadi dan tersebar, buku inipun dikonsumsi dan membentuk satu opini publik AS mengenai gerakan-gerakan militan Islam. Hal inilah yang perlu dicermati dari sosok Lewis. Akhirnya peta-peta terorisme di dunia timur tengah yang terbentuk jika membaca buku ini adalah Iran, Irak, Syiria, dan Afghanistan.

Bernard Lewis dalam Kerangka Kritik Edward Said
Bagi Edward W. Said, Lewis merupakan kasus yang menarik untuk dikaji lebih lanjut karena kedudukannya dalam dunia politik Timur-Tengah, Inggris, dan Amerika adalah sebagai seorang orientalis kawakan. Apa pun yang ditulisnya akan selalu dibarengi dengan “otoritas” dan “validitas” yang diberikan masyarakat Eropa pada setiap karyanya. Menurut Said, selama kira-kira setengah dasawarsa, karya-karya Lewis hampir selalu bersifat agresif ideologis meskipun ia tidak bisa lepas dari kesulitan dan ironi. Lebih jauh Said menyatakan bahwa tulisan Lewis bukanlah salah satu contoh sempurna akademisi orientalis yang berlandaskan pada pengetahuan yang benar-benar objektif. Lebih dari itu, tulisan Lewis justru lebih dekat pada tulisan yang berwujud propagandistis, yakni dengan menentang objek bahasan­nya (Edward W. Said, 1978: 318-320). Meski demikian, kenyataan ini tentu bukan sesuatu yang mengejutkan bagi siapa pun yang akrab dengan sejarah orientalisme. Yang jelas, tulisan Lewis ini lebih tampak sebagai salah satu skan­dal “kecendekiaan” yang paling akhir dan yang paling sering tidak mendapatkan kritik yang memadai dari para cendekiawan lainnya di Barat. Tulisan hasyasyin ini merupakan salah satu tulisan yang digarap Lewis untuk menentang objek bahasannya sendiri. Secara lebih jauh Said menegaskan bahwa ideologi Lewis mengenai Islam adalah bahwa Islam tidak pernah berubah, dan dengan bahasa yang lebih vukgar lagi Said menyatakan bahwa Lewis memiliki misi untuk memberikan informasi kepada masyarakat pembacanya yang konservatif, Yahudi, dan siapapun juga yang sudi mendengar, bahwa semua penuturan politik, sejarah, dan kecendekiaan mengenai kaum muslim harus dimulai dan diakhiri dengan kenyataan bahwa kaum muslim tetaplah kaum muslim (tidak berubah), tak lebih dari itu. Dari sini pula kita melihat bahwa salah satu cara untuk menelanjangi pemikiran Lewis adalah dengan menggunakan kacamata pendekatan poskolonialisme.

Secara lebih jauh, bagi Said, orientalisme merupakan suatu aliran penafsiran yang menjadikan Timur, peradaban-peradabannya, orang-orangnya, dan lokalitas-lokalitasnya sebagai objek interpretasi. Dan yang menarik menurut Edward Said, aliran ini selalu mendapat legitimasi yang besar secara moral. Secara lebih jauh Said mengatakan bahwa selama masih dalam kesadaran barat, Timur hanyalah satu kata yang kemudian diberi makna, asosiasi, dan konotasi. Bahkan semua hal ini tidak harus merujuk pada Timur ‘yang sebenarnya’ tetapi hal-hal lain yang berhubungan dengan kawasan itu (Edward W. Said, 1978: 318-320).

Read More
Unduh Adobe Flash player